Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman penulis, sehingga beberapa tulisan akan bersifat subjektif. Jadi mohon pengertian dan masukan dari rekan – rekan pembaca.
Pandemi telah berdampak hampir pada semua aspek esensial kehidupan, tak terkecuali pendidikan; dimana hampir semua jenjang pendidikan kita telah terbiasa dengan model bertemu secara tatap muka.
Sayangnya, akibat dari pandemi ini temu tatap muka harus di hindari sampai waktu yang belum bisa ditentukan. Yah, kita sendiri tentu melihat banyaknya keluhan siswa dan bahkan mahasiswa yang tidak terbiasa dengan sistem pendidikan secara virtual. Keluhan-keluhan tersebut sedikit banyak menggambarkan betapa rumitnya tantangan yang dihadapi tenaga pengajar, orang tua, dan pelajar itu sendiri dalam beradaptasi menuju budaya belajar online.
Sebelum kita menyelam lebih dalam, berikut pendapat saya mengenai kelebihan dan kekurangan munculnya fenomena pembelajaran secara virtual ini.
Kelebihan
- Secara tidak langsung, pembelajaran secara virtual memaksa dan membuka pandangan seluruh generasi (baik generasi “zaman now” atau generasi “lawasan”) pada teknologi.
- Kita jadi dapat merasakan bagaimana teknologi bisa merubah kegiatan sehari-hari.
- Fenomena ini dapat menjadi modal untuk peralihan dunia menjadi era digital sepenuhnya.
- Tugas dan materi pembelajaran menjadi lebih tersusun di dalam platform.
- Pembelajaran online adalah langkah efektif untuk memutus rantai penyebaran penyakit menular seperti Covid-19.
- Waktu dan tempat kegiatan belajar menjadi lebih fleksibel dan tidak mengikat.
Kekurangan
- Perubahan sistem yang sangat mendadak membuat sebagian tenaga pengajar dan pelajar mengalami kesulitan beradaptasi.
- Banyaknya oknum pengajar dan pelajar yang menyalahgunakan format pembelajaran online ini untuk santai, malas, dan tidak melaksanakan tugas mengajar dan belajar sebagaimana mestinya.
- Kualitas sinyal menjadi musuh utama yang dapat mengganggu dan bahkan menghentikan proses belajar mengajar.
- Tidak semua pengajar dan pelajar memiliki akses internet dan perangkat yang memadai.
Pengalaman Pribadi Belajar Otodidak Secara Daring
Sebelum adanya pembelajaran secara daring akibat pandemi, jauh pada tahun 2017 saya sudah lebih dahulu terjun ke dunia pembelajar virtual. Sudah tak terhitung berapa jumlah kursus yang saya ambil dari sekian jumlah platform, baik yang saya dapatkan gratis, berbayar, bahkan beasiswa. Yah, walaupun semuanya ada di bidang IT, hehehe…
“Wahh, kalau gitu kursus selain buat bidang IT sepi dong?”
Eitss, siapa bilang? Jangan salah lho, kursus-kursus yang ada di platform-platform pembelajaran tidak hanya meng-cover bidang IT saja.
Kursus-kursus dalam bidang kesehatan, pertanian, mesin, manajemen, sejarah, desain sipil dan bahkan bidang-bidang lain yang bisa kita bayangkan, hampir semuanya tersedia dan bahkan banyak yang kursusnya gratis tanpa biaya sepeserpun, hanya membutuhkan akun pada platform tersebut!
Jangan salah, kursus di atas bukan kursus sembarangan lho. Bahkan saya yakin beberapa kursus yang kita dapatkan dari online bisa melebihi dari yang diajarkan di bangku pendidikan resmi.
"Kok bisa? Kan itu gratis, pasti isi materinya ngaco dan tidak sesuai prinsip dong?"
Hanya karena gratis belum tentu kualitasnya buruk lho ya…
Pada kenyataannya di platform pendidikan online, banyak kursus yang dibuat oleh Universitas terkemuka di dunia — Seperti : Harvard University, Standford Univesity, Princeton University, Yale University, maupun University of London.
Ya, rekan-rekan sekalian tidak salah baca. Ternyata kita bisa mendapatkan materi pembelajaran selevel universitas-universitas paling terkemuka di dunia secara gratis!
Tidak hanya universitas-universitas saja yang menyediakan kursus secara gratis, organisasi besar di dunia seperti Microsoft, Google, Amazon, Alibaba, maupun IBM juga menawarkan kursus yang dibuat oleh para expert-expert di bidangnya masing-masing.
Selain organisasi dan universitas, ada juga kursus yang dibuat pribadi oleh individu-individu tertentu yang ingin membagi ilmu mereka, mencari uang dari mengajar, dan tujuan-tujuan lainnya.
Terlepas dari banyaknya kursus dan materi berkualitas yang ditawarkan, tidak akan berguna jika kita tidak memiliki keinginan dan dedikasi untuk belajar dari hati. Saya sering menjadi “kutu loncat” antar kursus ketika materi sudah mulai membuat otak buntu, hingga akhirnya yang saya pahami hanyalah ilmu nanggung alias ilmu dasar tanpa penerapan serta tanpa maksud dan tujuan yang jelas.
Karena terdapat banyak kursus yang gratis, saya juga terkadang meremehkan kursus-kursus tersebut. Hanya karena gratis saya sering menganggap bahwa kalaupun saya tidak serius, saya tidak kehilangan sesuatu yang berharga. Sikap seperti ini tentu jadi kendala juga untuk belajar dengan efektif.
Kesulitan lainnya yang harus saya atasi: platform yang saya gunakan kebanyakan juga memakai Bahasa Inggris, sehingga saya seringkali mengalami kesulitan dan harus bolak-balik untuk translate. Namun hal ini malah menguntungkan saya – selain belajar materi yang diinginkan, saya juga belajar memperkaya kosa kata bahasa inggris saya.
Bentuk penyajian materi juga beragam, mulai dari textbook, video, kuis, dan bahkan video conference dengan peserta kursus lainnya. Hampir semua platform juga menyediakan forum untuk melakukan diskusi pada materi yang sedang diikuti. Jadi kita sebenarnya tidak sepenuhnya belajar sendiri, banyak orang asing yang membantu kita kok!
Menurut pengalaman pribadi saya, 90% ilmu yang saya kuasai saat ini berasal dari kursus online.
Jujur, alasan dulu saya memulai kursus online adalah materi yang diajarkan saat sekolah terkesan terlalu lambat, ketinggalan dengan perkembangan saat ini. Ilmu yang diajarkan seringkali tanpa terapannya. Melalui kursus online, saya bisa mengulang kursus berkali-kali sampai paham, intruksinya juga saya rasa lebih jelas, dan hal-hal lainnya yang tidak saya temukan di bangku sekolah.
"Emangnya kursus online diterima di perusahaan - perusahaan?"
Percaya tidak percaya, saya mempunyai seorang teman perempuan lulusan SMK tahun 2019. Saat ini dia bekerja di salah satu startup besar di Indonesia, dengan jabatan yang bisa dibilang tinggi. Hal itu dia capai dengan dukungan modal sertifikat dari hasil kursus onlinenya, dimana sertifikat-sertifikat yang dia dapat berasal dari organisasi-organisasi ternama yang diakui oleh dunia.
So, jangan serta merta tidak mau melanjutkan proses belajar kita sepanjang kehidupan, ya rekan-rekan.. Meski masa pandemi membuat proses belajar tradisional menjadi sulit, kalau kita melihat dari sisi lain…pandemi ini juga memberikan sudut pandang baru dan perkembangan yang lebih cepat terhadap dunia pendidikan online.
Di sisi lain, tentu rekan-rekan juga setuju kan, bahwa pendidikan merupakan faktor penting untuk mendukung kualitas hidup kita ke depannya?
Daftar Platform Penyedia Kursus Online
Materi Umum :
- Coursera (https://www.coursera.org/)
- edX (https://www.edx.org/)
- Udemy (https://www.udemy.com/)
- SkillShare (https://www.skillshare.com/)
- Alison (https://alison.com/)
- Khan Academy (https://www.khanacademy.org/)
- FutureLearn (https://www.futurelearn.com/courses)
Materi IT :
- Coursera (https://www.coursera.org/)
- edX (https://www.edx.org/)
- Udemy (https://www.udemy.com/)
- SkillShare (https://www.skillshare.com/)
- Udacity (https://www.udacity.com/)
- PluralSight (https://www.pluralsight.com/)
- Dicoding (https://www.dicoding.com/) Bahasa Indonesia
- Microsoft (https://docs.microsoft.com/en-us/learn/)
- Netacad (https://www.netacad.com/)
- SoloLearn (https://www.sololearn.com/home)
- Progate (https://progate.com/) Bahasa Indonesia
- W3Schools (https://www.w3schools.com/)
Beberapa platform diatas juga menyediakan kursus dalam bentuk aplikasi. Hampir semua platform di atas menyediakan materi yang gratis dan berbayar, dimana umumnya materi yang berbayar akan memberikan juga pada anda sertifikat sebagai tanda bukti bahwa anda sudah menyelesaikan kursus tersebut.
Beberapa Tips dari Pengalaman Penulis
- Fokus pada materi yang diikuti sampai selesai.
- Tidak usah terlalu terburu-buru, banyak kursus yang dibuat untuk selesai dalam beberapa minggu.
- Jangan terlalu banyak mengambil kursus di saat bersamaan.
- Bangun rencana dari awal untuk menentukan materi apa saja yang akan diambil.
- Buat rangkuman dan sebisa mungkin terapkan ilmu yang baru saja didapat dari kursus pada kehidupan sehari-hari rekan-rekan.
- Selesaikan kursus dengan hasil paling baik, beberapa platform menyediakan beasiswa lanjutan untuk peserta yang lulus dengan nilai yang tinggi.
- Carilah teman diskusi untuk belajar bersama.
Kesimpulan
Sekali lagi kita sangat terbantu dengan kemajuan teknologi. Sudah banyak platform yang menyediakan kursus untuk membantu kita mencari ilmu baru, dari materi/ilmu yang ringan sampai materi untuk para ahli..banyak yang gratis pula! Saat ini, batasan belajar hanya melalui ruang kelas, tenaga pengajar, dan buku-buku saja sudah dihapuskan. Sekarang ini, batasan untuk kita belajar hanyalah satu pertanyaan: sejauh mana kita ingin mengembangkan diri kita?
Remember, a wise man once said :
Sekali lagi saya sampaikan bahwa tulisan diatas dibuat berdasarkan pengalaman penulis dan bersifat subjektif. Terima kasih atas waktunya, next time mungkin kita akan bahas keamanan data. Stay tune ya!